Job Indonesia

Monday, December 6, 2010

Wanita Cantik Asal Rusia, Ditangkap Oleh Inggris Karena Spionase ?

Author: yahoo.com


Lowongan Kerja - London: Satu lagi kegiatan spionase Rusia yang memanfaatkan wanita cantik dibongkar. Katia Zatuliveter, wanita Rusia yang bekerja di parlemen Inggris, belum lama ini akan diusir dari negeri tersebut. Sebelumnya, wanita berusia 25 tahun ini ditahan pihak keamanan lantaran dicurigai menjadi mata-mata atau spionase. - Job Indonesia
Surat kabar The Sunday Times menulis, Badan Intelijen Domestik Inggris (MI5) menyatakan, Zatuliveter secara diam-diam bekerja buat Badan Intelijen Rusia. Ia bekerja untuk Mike Hancock, anggota Komite Pertahanan Majelis Rendah Parlemen dari Partai Demokrat Liberal. - Job Vacancy
Penahanan itu diperkirakan merupakan yang pertama kali sejak berakhirnya era Perang Dingin. Terutama, seseorang yang bekerja di parlemen dituduh menjadi mata-mata Rusia. Surat kabar itu mengatakan, MI5 yakin Zatuliveter yang cantik itu sengaja menargetkan Hancock, 64 tahun, yang memiliki kepentingan kuat di Rusia.
Namun, Hancock membantah tuduhan bahwa asistennya itu adalah mata-mata. "Dia bukan mata-mata Rusia. Saya sama sekali tidak tahu tentang kegiatan mata-mata itu, tapi dia telah jadi sasaran perintah deportasi. Dia akan mengajukan permohonan, karena dia merasa sangat benar bahwa dia tidak melakukan kesalahan apa pun," kata Hancock kepada Associated Press.
Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan: "Kami tidak akan memberikan komentar mengenai kasus-kasus individu."
Zatuliveter yang menjalani pemeriksaan keamanan sebelum diterima bekerja, ditangkap polisi dan para pejabat imigrasi pekan lalu. Ia ditahan di salah satu fasilitas keamanan, sebelum dideportasi ke Rusia.
Tindakan mendeportasi Zatuliveter diambil setelah wanita itu dicegah memasuki Inggris kembali di Bandar Udara Gatwick, London, Agustus silam. Sebelum membebaskannya, para pejabat keamanan memeriksa Zatuliveter secara mendalam tentang pekerjaannya pada Hancock.
Satu sumber mengemukakan kepada The Sunday Times, "Kehadirannya di sini dianggap tidak kondusif bagi keamanan nasional. Ada yang tidak senang kenapa ia memiliki akses itu. Dalam laporan itu dinyatakan pula, anggota parlemen yang menjadi bos Zatuliveter itu setelah bertemu dengan dia di Strasbourg, tempat ia sering kunjungi sebagai seorang anggota forum parlemen Dewan Eropa.
Pendeportasian itu dapat membuat hubungan diplomatik Inggris dengan Rusia lebih tegang, yang baru saja lepas dari periode dingin setelah pembunuhan dengan meracuni mata-mata Rusia yang membangkang, Alexander Litvinenko, di London, pada 2006 silam [baca: Penyelidikan Kematian Litvinenko Berlanjut].

No comments:

Post a Comment